Dua Siswa Asal Malaysia Tempuh Pendidikan di SMKN 5 Mataram

0

 


SMK Negeri 5 Mataram menerima dua siswa Program Repatriasi ADEM dari Malaysia. Sekolah ini sudah menjalankan Program ini untuk ketiga kalinya mulai dari tahun pelajaran 2020/2021.

Kepala SMKN 5 Mataram H. Istiqlal saat ditemui diruang kerjanya, Senin, (28/8/2023) mengungkapkan rasa bangganya karena masih dipercaya pemerintah untuk ketiga kalinya dalam menjalankan repatriasi ini.

"Tentunya kami merasa bangga, masih dipercaya pemerintah dalam menjalankan program repatriasi ini, dengan hal ini juga sekolah akan membantu siswa siswi untuk terus meningkatkan belajarnya," ujar Istiqlal.

Ini merupakan angkatan ketiga, sebelumnya ada enam siswa juga yang saat ini masih proses belajar di sekolah. Akan lulus tahun depan sebanyak dua orang siswa, dan dengan jurusan yang sama yaitu TBSM dan Seni Musik Pupuler.

Siswa ini bernama Anatasia Manek dan Virgenius Calvin Tamonob masing-masing berasal dari Kupang-NTT dan bersekolah di CLC SMPT Prolific dan CLC SMPT FGV Sahabat Sabah-Malaysia.

Saat ditemui media kedua siswa ini mengungkapkan sedih dan bahagia juga bisa bersekolah di NTB dan diterima di SMKN 5 Mataram.

"Sedih juga bangga bisa bersekolah disini (SMKN 5 Mataram), teman-teman baik semua, gurunya juga ramah, kami juga mudah bersosialisasi," ungkap kedua siswa ini (anastasia dan calvin).

Anastasia berharap bisa terus melanjutkan sekolah di NTB hingga lulus nanti, "semoga bisa sampe bekerja juga di NTB dan bisa bawa kedua orang tua untuk pulang ke Indonesia," harapnya.

Program ADEM sendiri merupakan singkatan dari Program Afirmasi Pendidikan Menengah, dimana program ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian memperoleh layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat usia sekolah menengah yang terkendala oleh hambatan geografis atau ekonomi. 

Kemendikbudristek menjalani program ini tiap tahun agar anak-anak para imigran bisa pulang ke tanah kelahirannya. Pemerintah juga memberikan fasilitas berupa tempat tinggal, keperluan sekolah dan biaya hidup lainnya untuk menunjang kebutuhan mereka.

Sasarannya adalah anak-anak pekerja migran yang bekerja di Malaysia. Di sana, mereka bersekolah di lembaga yang bernama Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yaitu lembaga pendidikan yang didirikan oleh Indonesia yang terletak di Sabah, Malaysia.

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu ini memiliki program yang disebut CLC (Community Learning Center) yang tersebar di seluruh daerah ladang-ladang di Sabah dan Serawak, CLC ini sendiri bisa dibilang mirip dengan Paket A dan Paket B di Indonesia.

Setelah 3 tahun menempuh Pendidikan CLC, anak-anak ini disaring oleh SIKK untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, kemudian Kemendikbud memberi mereka sarana untuk bersekolah di seluruh sekolah di Indonesia yang mau menerima, termasuk SMKN 5 Mataran yang telah menerima mulai dari tahun 2020 hingga sekarang.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)