Kepala Dinas Kesehatan dan LIDI Foundation Buka Pelatihan Penguatan Kapasitas Pendamping Disabilitas se-Lombok Timur

0

 





 
Selong, 5 November 2025 — 
Sebanyak 35 pendamping disabilitas dari Puskesmas se-Kabupaten Lombok Timur mengikuti kegiatan “Penguatan Kapasitas Pendamping Disabilitas di Puskesmas” yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur bersama Direktur LIDI Foundation, Lalu Wisnu Pradipta, pada Rabu (5/11) pagi di Selong. 
 
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para pendamping dalam memberikan dukungan kepada penyandang disabilitas ketika mengakses layanan kesehatan di tingkat Puskesmas. 
 
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur Lalu Aries Fahrozi, S.kep.,Ns.,M.Kep menyampaikan apresiasi atas inisiatif LIDI Foundation yang terus mepasilitasi dan mendorong pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dan berkeadilan. 
 
“Kehadiran pendamping disabilitas di Puskesmas sangat penting. Mereka membantu memastikan setiap warga, termasuk penyandang disabilitas, mendapatkan layanan yang layak dan manusiawi. Dinas Kesehatan akan terus berupaya memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang ramah disabilitas,” ujarnya. 
 
Sementara itu, Direktur LIDI Foundation, Lalu Wisnu Pradipta, dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan kapasitas pendamping disabilitas merupakan bagian dari komitmen LIDI dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di bidang kesehatan. 
 
“Pendamping disabilitas yang ada di setiap puskesmas bukan hanya sekedar menangani dan melayani disabilitas dalam masalah kesehatan saja, tetapi ukut andil memikirkan altrenatif lain di saat ada disabilitas yang belum bisa mengakses kesehatan karena paktor tidak punya uang untuk biaya transportasi ke puskesmas misalnya, tentu ini tugas pendamping kesehatan untuk mencari solusi supaya bisa memastikan disabilitas terlayani dimanapun dia berada. Dengan pelatihan ini, kita ingin memastikan bahwa setiap Puskesmas memiliki SDM yang memahami prinsip pelayanan inklusif, empatik, dan berbasis hak asasi,” jelas Wisnu. 
 
Selain sesi pembukaan, kegiatan ini juga diisi dengan materi tentang pendekatan inklusif dalam layanan kesehatan, komunikasi efektif dengan penyandang disabilitas, dan mekanisme rujukan bagi pasien disabilitas di Puskesmas. 
Kegiatan berlangsung interaktif dengan berbagai studi kasus dan simulasi lapangan. 
 
Melalui pelatihan ini, diharapkan para pendamping disabilitas mampu menjadi mitra aktif tenaga kesehatan dalam memastikan pelayanan yang setara bagi semua warga tanpa diskriminasi. 
 
“Inklusi bukan hanya tanggung jawab lembaga sosial, tetapi juga tanggung jawab bersama, termasuk di sektor kesehatan,” tutup Wisnu.

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)